CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 02 Maret 2012

CCKS_Arista Devi

Tak pernah kubayangkan sebelumnya aku akan memiliki keluarga yang banyaknya sekampung. Jumlah anggota keluarga besarku yang kuberi nama keluarga semangka ada ratusan orang. Terakhir kemarin kuketahui ada 210 orang. Meskipun telah lama kutahu kami memang keluarga besar, tapi lumayan kaget juga ketika jumlah anggota keluarga yang sebegitu banyaknya tak ada seperempatnya yang kukenal. Keluarga apa ini?
Sebelum Perumahan Keluarga Semangka selesai dibangun dan siap ditempati, kami semua pernah tinggal bersama di kampung utama (WR).
Waktu itu, aku masih asing sekali dengan suasana Kampung WR dan bingung kenapa bisa tersesat dalam kampung yang indah dan penuh nuansa kekeluargaan.

Hampir setiap saat kami berkumpul bersama di Balai Desa dan yang jadi perusuh utama untuk meramaikan suasana masih dikuasai oleh keluarga senior kami yang berjumlah sekitar 60an orang. Jangan salah meskipun mereka hanya beberapa puluh dan kami ratusan, tapi kami dibuat terkagum-kagum dengan kehebatan dan kekompakan mereka.
Yang kuingat waktu itu perusuh kampung adalah:
Rijk yang seringkali kami panggil bapak. Kenapa apa karena dia sudah tua? Bukan! Tapi karena PPnya wajah kartun kebapakan dengan menggunakan dasi hihihi.

Gagas penjual kripik pedas nomor satu, kami selalu menantikan kehadirannya untuk mengkritik semua tulisan yang diposting di dinding perpustakaan kampung. Kritiknya super pedas, lezat dan nikmat. Tapi aku pernah satu kali posting, berharap mendapat kripiknya. Eh, aku kecewa. Dia Cuma bilang, ini kan True Story jadi mau ditulis gaya apa pun hak penuh penulis.
Edell atau Mak Edel alis Mak kwaci dan kulebih suka memanggilnya Putri Matahari. Ratu gokil yang punya segudang keusilan dan yang pasti memiliki timbunan berkarung-karung kwaci.

Phoenix (Alm), mbak Phoe atau kadang kupanggil Lala Phoe ini satu-satunya orang yang kukenal sebelum tinggal satu kampung. Kami sesama keluarga UNSA. Mba hebat yang tak pelit berbagi dan penuh lucky.

Yazmin atau Putri Yazmin sang ratu horor. Seringkali menempelkan karyanya yang berisi kisah misteri dan menegangkan di dinding perpustakaan. (Yang ini ternyata keluarga semangka juga)

Ayu, gadis ayu yang lembut hati dan selalu menyapa ramah setiap warga lama atau pun baru. Beberapa kali dia terpilih jadi warga teladan karena kebaikan hatinya. (kaeluarga semangkaku juga)

Prima, yang ini bisa dikatakan musuhku. Nggak tahu kenapa kami seringkali bertentangan komentar atau saing mengejek. Tetapi akhirnya kami saling jatuh cinta. Kini kami berjanji untuk setia berbagi bersama dalam telaga ungu. (lain kali aku pasti buat catatan cintaku untuknya, tunggu ya Cay)
Ada juga nama Kunsila, Evi Andriani, Najma atau Cucun, Dedek kecil, dan lain-lainnya. (kalau disebutin semua bisa keriting tanganku )

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba aku menjadi kepala suku. Sesuatu yang aneh dan tak kubayangkan sebelumnya. Dari situlah aku mulai belajar mengenal kampung dan mencintai semua warga kampung terutama anggota keluarga semangkaku.

Ternyata tak mudah menjalin keakraban dengan semua anggota keluarga, ketika masih bersama di balai desa tak terlihat. Tapi begitu kami tinggal di perumahan sendiri, WR Semangka baru terasa. Keluarga semangka kami yang beranggota paling banyak tapi juga paling pasif. Entah kenapa anggota keluarga kami lebih suka merantau.

Setelah pembagian rumah dan pembentukan aparatur, kami membagi tugas. Berusaha untuk menyatukan keluarga kami dalam satu motto: Semangka, semangat karena Allah.

Hhh.. seberapa pun kami berusaha haslnya tak memuaskan. Sampai pada waktu kami masing-masing aparatur harus sibuk dengan urusan pribadi (Kerja, sekolah, sakit, keluarga), perumahan kami layaknya kampung mati.
Sempat ada sedih dan hampir putus asa. Tapi hanya karena semangka kami bertahan.

Jujur, Aku dan Ayu pernah menangis jengkel sekaligus sedih dengan sikap anggota keluarga besar kami. Kami hamper saja menyerah dan memutuskan melepas tugas, merasa gagal. Hiks.

Alhamdulillah! Kami mulai melihat tanda-tanda reaksi dan bukti bahwa keluarga semangka kami masih ada yang peduli dengan keluarganya.
Peluks semua keluarga semangka! Aku bahagia karena ternyata diam-diam kami saling menginspirasi dan menyayangi. Kami mengekspresikannya dengan cara kami sendiri, baru kusadari keluargaku membutuhkan perhatianku. Diam-diam mereka pun ingin kembali dan berbagi bersama keluarga semangkanya, hanya tak tahu bagaimana caranya.

Aku baru menyadari betapa aku menyayangi keluarga semangkaku, ketika PP menyampaikan kabar gembira. Aku naik pangkat jadi Wakepung. Apa pun alasannya mutasi itu, yang terpikir olehku bagaimana keluarga semangkaku?
Beberapa hari aku tak bereaksi dan menjawab tawaran PP. Dan rupanya PP memahami perasaanku.

“Dek, mari kita bicara dari hati ke hati. Sebenarnya Adik mau tetap sebagai kasuk WR02 atau Wakepung?” Aku belum bisa menjawabnya.
“Adik masih cinta WR02?” Tanpa ragu kujawab: “Iya,Kak. Aku cinta WR02.” Lebay dot com hehe

Aku tahu aku tak bisa maximal lagi menjadi Kasuk, karena sebagai kasuk aku harus aktif sehingga wargaku juga aktif. Sedangkan pekerjaanku sekarang jauh lebih sibuk daripada bulan-bulan yang lalu. Mungkin jadi Wakepung bisa lebih meringankan tugasku, paling tidak aku bisa dapat gaji lebih besar. Gubrak! Qiqiqiqi matre dot com padahal aslinya nothing loh.

Jadi akhir catatan, aku benar-benar meminta tanggapan jujur keluargaku semua. Bagaimana menurut kalian? Apa pun jawaban kalian, aku mencintai kalian karena Allah. Insya Allah.
Pak Pung jangan nakut-nakuti keluargaku. Kalau jadi Wakepun kan masih boleh tinggal di perumahan semangka tho?
Top of Form
Bottom of Form

0 comments:

Posting Komentar