CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 12 April 2011

SHOUTBOX DI BLOG


Cara menambahkan shoutbox di blog :

1. Buka situs www.shoutmix.com

2. Klik tombol Create Shoutbox

3. Isi form pendaftaran yang tersedia, contreng tulisan ‘I have read …’ , klik tombol ‘Continue’

4. Setelah berhasil mendaftar, silahkan klik tulisan link ‘control panel’


5. Pada layar control panel yang muncul, klik tulisan ‘get code’


6. Atur ukuran lebar ShoutBox yang akan digunakan pada weblog pada kolom width. Setelah itu ’select all’ semua kode yang berada pada kotak ‘generated codes’ dan copy


7. Sekarang, buka Blog kamu, lalu klik Tambah Gadget ke HTML/JavaScript

8. Paste kode ShoutBox tersebut, dan setelah itu simpan



Baiklah, selanjutnya `View Blog` kamu.

BLOGGER TEMPLATE


CARA PASANG FOTO DI BLOG


Pasang Foto di Profile Blogger/Blogspot
Banyak blogger yg nanya tentang bagaimana cara memasukkan fotonya yg ganteng dan cantik di profile blognya. Berbeda dg di blog gratis lain, di blogger/blogspot, prosesnya agak sedikit rumit bagi yg masih baru di dunia internet.

 cara memasukkan foto :


Upload foto Teman-teman di postingan blog. Caranya:
(a) Setelah login, klik link blog Teman-teman.
(b) Klik menu "posting" atau "Create"
(c) Di toolbar posting ada tombol bergambar panorama warna biru. Klik
di situ, dan akan muncul pop-up window untuk "upload images"
(d) Klik browse ke file foto Teman-teman yg sudah tersimpan di komputer
(e) Klik Upload Image warna biru (tunggu beberapa saat sampai proses
upload selesai)
(f) Klik Done

(g) Sekarang foto Teman-teman sudah masuk ke posting. Klik menu "Edit HTML"
di toolbar posting bagian atas sebelah kanan.
(h) Akan tampak sejumlah kode HTML di situ. Copy/paste kode yg berada
setelah tulisan [src="] yaitu link yg dimulai dg [http://] dan
berakhir dg [.jpg] atau [.jpeg]
(i) Simpan link tsb. di notepad atau ditulis di kertas.
(j) Jangan lupa, klik publish.
(k) Setelah itu, klik menu "Dashboard"
(l) Klik menu "Edit Profile"
(m) Di sini ada menu "Photo URL", paste link foto Teman-teman tadi di kotak
yg tersedia.
(n) Klik "Save Profile" di bagian paling bawah.
(o) Selesai


Moga bermanfaat :)

PEMBUATAN BLOG BARU




1. Apa itu blog?

Blog adalah situs pribadi. Berbeda dg website yg setiap memposting harus susah payah memakai kode ekstensi .html .php, .asp, dll, blog merupakan otomatisasi dari semua ekstensi tsb. Sehingga karena sudah diotomatisasi, maka kita-kita semua yg lugu teknologi menjadi ostosmastis dapat memposting apa yg kita inginkan persis seperti kita memposting email ke teman atau ke milis.

Dan karena kemudahan inilah, maka semua orang yg tahu internet dapat membuat blog atau situs pribadi; sama halnya dg memiliki email. Tak heran apabila pemilik blog bervariasi: mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar klewer, cewek-cewek "ramah" di pasar senggol, sampai profesor dan menteri-menteri.

2. Bagaimana cara membuat blog?

Seperti halnya email, buat account dulu di free blog provider (pemberi hosting/domain blog gratis). Yg paling populer adalah http://www.blogger.com/. Bagi Anda yg sudah agak melek-huruf teknologi bisa juga buat account di http://www.wordpress.com/ dan http://blogsome.com/. Selain yg dua ini masih banyak penyedia blog gratis yg bisa Anda ketahui kemudian. Ikuti pentunjuk step-by-step ketika mendaftar.

3. Setelah selesai register/sign-up di http://blogger.com/, anda dapat mulai memposting/mempublish apapun yg Anda inginkan di blog: mulai dari curhat, puisi, cerpen, tulisan serius sampai yg canda.


CARA MEMBUAT BLOG DI BLOGGER


Membuat blog di blogger.com sangatlah mudah.

  • LANGKAH KE-1 (GETTING STARTED)
Silahkan kunjungi website www.blogger.com

  • LANGKAH KE-2 (CREATE AN ACCOUNT)

Setelah page terbuka, silahkan  klik CREATE AN ACCOUNT setelah klik, maka akan muncul form untuk mengisikan nama dan password. Silahkan isi dan teman-tman harus selalu ingat username dan password yang di isikan.

Jangan lupa untuk menceklist Term of service agreement.
Kemudian klik tombol panah "Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-3

  • LANGKAH KE-3 (NAME YOUR BLOG)

Bagian ini sangat penting, karena nama dari blog tmn2 nantinya akan menjadi sebuah keyword.
TIPS: agar blog tmn2 mudah terindex oleh search engine(mesin pencari), maka alangkah lebih bagusnya jika tmn2 membuat sebuah kesamaan antara addres dan name dari blog tmn2!
Sekarang klik tombol panah ORANGE"Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-4

  • LANGKAH KE-4 (CHOOSE YOUR BLOG TEMPLATE)

Sekarang tmn2 hanya tinggal selangkah lagi untuk mempunyai webblog buatan sendiri!!!
Disini tmn2 ditujukan untuk memilih warna dan bentuk dari web tmn2. Silahkan pilih sesuai dengan topic dan selera tmn2.
OK jika anda sudah selesai memilih template, sekarang kita akan lanjut ke langkah berikutnya.
Sekarang klik tombol panah ORANGE"Continue" untuk melanjutkan ke langkah ke-5
Untuk Blog template, bisa dicari di google, banyak desain yg lucu-lucu.

  • LANGKAH KE-5 (GENERATE YOUR BLOG

Sekarang blogger akan menciptakan blog tmn2. Setelah blog selesai dibuat, maka di browser tmn2akan ada tulisan "Your Blog Has Been Created" Klik start Posting untuk untuk membuat artikel/tulisan pertamamu.
Sekarang Isikan Judul artikel kamu pada kolom tile, dan tulis isi dari artikelmu di bawahnya!

SELAMAT!! sekarang sahabat2qu sudah mempunyai blog sendiri dan sudah bisa dilihat dari penjuru dunia manapun :)

KOMPETISI BLOG KREATIF ANTARWARGA KAMPUNG WR


TEMA BULAN APRIL: SEMANGAT KARTINI

KETENTUAN KHUSUS:

1) Tercatat sebagai warga kampung WR.

2) Sudah "Sign In" alias follower di Blog Kampung WR: www.kampungwritingrevolution.blogspot.com

3) Menulis cerpen, puisi, artikel, gokil, atau cerita apa saja yang sesuai dengan tema, minimal dua (2) tulisan (bisa 2 puisi, 2 cerpen, atau gado-gado: puisi dan cerpen, dll)

4) Harus mencantumkan dalam DAFTAR BLOG/BLOG ROLL beberapa Blog Penting Kampung WR:

    * Writing Revolution http://menulisdahsyat.blogspot.com/
    * Kampung WR http://kampungwritingrevolution.blogspot.com/
    * Kampung WR 01 http://wr01.wordpress.com/
    * Kampung WR 02 http://kampoengwrdua.blogspot.com/
    * Kampung WR 03 http://kampungwritingr3vo.blogspot.com/
    * Kampung WR 04 http://wargakampungwr04.blogspot.com/

(*catatan: bagi yang memakai Blogspot.com memang susah untuk menambahkan yang bukan Blogspot ke dalam Daftar Blognya, ini dapat dispensasi alias keringanan tidak harus mencantumkan semuanya. Kecuali jika ada yang bisa memberitahukan cara menambahkan selain Blogspot ke Daftar Blog)

5) Mencantumkan alamat Blognya di KOMENTAR wall ini.

Batas akhir penilaian tanggal 30 April, yang langsung sidak ke rumah masing-masing blog yang berpartisipasi.

Akan dipilih 2 Blog Kreatif.

Hadiah berupa semangka senilai pulsa @Rp 50 ribu, yang akan langsung ditransfer ke nomor HP-mu.

Kriteria Penilaian:
1) Kecantikan blog.
2) Kesesuaian dengan tema.
3) Kreativitas ide.
4) Kedalaman pesan.

MARI BERKOMPETISI SEHAT SAMBIL MENGINSPIRASI INDONESIA ...!!!

CERPEN LULUS SELEKSI LCR EDISI BULAN MARET 2011



Adapun cerpen-cerpen yang dinyatakan lulus seleksi tahap 1 adalah:
  1. Tekad, karya Mardiana Kappara
  2. Badan Besar? Siapa Takut, karya Ewaldo Antonio Prospero Reis Amaral
  3. Ikhlas, karya Eva Riyanty Lubis
  4. Sang Pemenang, karya Anita Rakhmawati
  5. Tentang Jambu Monyet dan Adik Saya, karya M. Arif Budiman
  6. Kembali untuk Sarah, karya Aminah Jihan Bamualim, SE
  7. Di Balik Tawa, karya Annisa Rizky Andina
  8. Cinta itu Terlewatkan, karya Nurul Hidayatu Samsiah
  9. Dendam, karya Okti Li
  10. Pangeran Mimpi dan Telur Asin, karya Nurhikmah Taliasih
  11. Menumpang, karya Ica Alifah
  12. Harga Diri, karya Sri Wahyuti
  13. Semua untuk Ikhsan, karya Ikhasn, S.Kom
  14. Kenapa Harus ini Takdirku, karya Rizki Akmallia
  15. Wajah-wajah Kayu Bapak, karya Kun Sila Ananda
  16. Di Bawah Gerimis Januari, karya Nur Indrawati, S.T.
  17. Langit dan Angka 12, karya Encep Abdullah
  18. Menembus Jejak Luka, karya Niken Larasati
  19. Elang, karya Thera Febrika Nur Fajri
  20. Sebuah Impian, karya Hendro Prawidianto, SE.
  21. Sesimpul Senyum Papa, karya Yuniati Mahmudah
  22. Rembulan Di Hati Emak, karya Jasmawati
  23. Karena Ayah Tak Sempurna, karya Aida Roselina
  24. Kang Toyo, karya Sri Murwani Dwi Repita Hadi 
  25. Pucuk Daun Cemara, karya Fransiska Setyowati Manginsela, A.Md Akuntansi
  26. Gadis Cantik Itu, Kakakku, karyaDede Yunita Putri
  27. Juni, karya Reza Chrisnamurti
  28. Sebuah Jawaban, karya Murhijriatul Muslim
  29. April Mop, karya Claudia Sihombing
  30. Ingin Kuliah Ke Ibukota, karya Nana Karlina
  31. SENJA YANG KELABU, karya Retno Handini
  32. Bintang untuk Ibu, karya Esmiyati
  33. Mimpi, karya Zahrotusti’anah
  34. Bis C.I.N.T.A, karya Dina Ameliana Layla
  35. Titipan yang Lain, karya Afranisa
  36. Runtuhnya Istana Pelangi, karya Rifadatut Diana
  37. Setelah Sepuluh Tahun Bercinta Dengan Puisi, karya Fatih Muftih, CH
  38. Melawan Phobia, karya Frisca ade susanti

Setelah memerhatikan semua kelengkapan dan syarat penulisan, maka dengan MENYESAL kami harus mengeliminiasi 28 cerpen lain. Kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah:
  1. Ukuran kertas bukan A4.
  2. Margin (garis tepi) tidak 3 cm (atau 1,18 inci).
  3. Tidak memberi nomor halaman.
  4. Melebihi batas maksimal 6 halaman spasi 2.
  5. Tidak mencantumkan biodata.

Semoga untuk edisi LCR Bulan April segela kelemahan dan ketidaktelitian mempersiapkan naskah cerpen bisa diperbaiki. Seleksi bulanan ini selain menentukan 6 nominator, juga melatih para peserta SMCO terbiasa teliti melengkapi dan mematuhi syarat penulisan lomba.

[Tips Menulis] 7 Jurus Menulis Fiksi


by Nursalam Ar on Tuesday, 07 April 2009 at 13:45
Prolog
Good writing is purposeful; it says something and says it correctly.
Good writing has voice and energy.
Good writing is thoughtful and thought provoking.
Good writing communicates an important message clearly to intended audience.
Good writing expresses the writer self honestly and evokes a personal response in the reader.
(Christopher C. Burnham)
Free writing fiksi atau menulis bebas fiksi mensyaratkan pembebasan kreativitas dengan menggali ke dalam diri kita sendiri (pengalaman, ide, nostalgia dll) hingga menghasilkan mission statement di atas seperti yang dituliskan C. Burnham. Intinya, dengan menjadi diri kita sendiri maka pintu kreativitas akan terbuka lebar sehingga terbentuk energi alamiah kepenulisan yang mengantarkan kita pada ciri-ciri tulisan yang baik. Hukum besi semesta berkata bahwa sesuatu yang lahir dari hati akan sampai ke hati dan sebuah ketulusan akan melumerkan kekerasan hati.

Di bawah ini jurus-jurus  untuk menghasilkan sebuah tulisan fiksi yang baik.

Langkah 1. Menetapkan Niat: Mengapa Kita Menulis?

“Lebih banyak pelaku bisnis yang gagal daripada seniman yang gagal.” (John Gardner dalam On Becoming A Novelist)

Segala sesuatu diawali dengan niat. Apapun perbuatan kita tentu ada niat atau motivasi yang melandasi. Termasuk ketika kita menulis. Inilah software dalam diri kita yang harus ditata terlebih dahulu sebelum berkutat dengan segala detil teknis penulisan seperti ide, plot atau ending. Untuk apakah kita menulis? Uang? Ideologi? Terapi penyembuhan diri (trauma healing)? Dalam konteks trauma healing, kita dapat merujuk pada Paulo Coelho yang dalam novel The Al Chemist menyarankan agar kita menuliskan segala kesedihan atau perasaan yang mengganggu dalam selembar kertas dan melarungkannya ke sungai. Niscaya kesedihan atau kekuatiran akan sirna.

Habiburrahman Syaerozy, contohnya. Dengan sebuah niatan memperbaiki akhlak bangsa melalui tulisan, aktivis Forum Lingkar Pena (FLP) cabang Kairo ini tergugah untuk menghasilkan karya sastra yang menghibur dan mencerahkan. Alhasil, meluncurlah dari guratan tangannya Ayat-Ayat Cinta—novel yang laris secara fenomenal dan diangkat ke layar lebar—maupun Di Atas Sajadah Cinta, yang kemudian diangkat menjadi sebuah sinetron rating atas di sebuah TV swasta. Termasuk beberapa buku bernada serupa. Yang paling anyar adalah dwilogi Ketika Cinta Bertasbih yang diluncurkan pada Milad ke-10 FLP pada 2006 dan langsung dua kali cetak ulang dalam 1 bulan!

Lalu, salahkah jika kita ingin menulis semata-mata karena uang? Kawan-kawan penulis—yang banyak saya temui--yang bermotivasi menulis semata-mata karena materi pun umumnya banyak yang mutung, tidak lagi menulis setelah berbagai penolakan. Jika tidak, mereka meracau merutuki nasib atau bahkan menyalahkan orang lain terutama penerbit dan redaksi media. Mereka sibuk menuding kesana-kemari kecuali kepada dirinya sendiri. Mereka lupa bahwa--seperti wejangan Eka Budianta, sang penyair seangkatan Rendra--menulis adalah memberi.

Dalam logika bisnis yang terkadang turut mengikat aktivitas menulis, menjual—termasuk ‘menjual’ tulisan--adalah melayani dan memberi. Keikhlasan melayani atau memberi terhadap kebutuhan konsumen justru akan menimbulkan market demand dalam bentuk repeat order (order yang berulang). Kelimpahan materi adalah efek sampingnya. Inilah sisi lain yang kerap diabaikan para penulis yang bermotivasi menulis semata-mata karena materi.

Jadi, menulislah tanpa beban, ujar Kuntowijoyo—salah satu sastrawan favorit saya—dan hanya ada tiga cara untuk menjadi penulis, yaitu dengan menulis, menulis dan menulis. Menulislah seikhlas meludah atau buang hajat. Seorang Habiburrahman Syaerozy juga tak menyangka jika Ayat-Ayat Cinta—yang royaltinya untuk infaq pesantren--akan laris manis hingga dicetak ulang berkali-kali dalam waktu singkat. JK Rowling yang hanya seorang guru miskin di Inggris pun tak pernah bermimpi jika Harry Potter akan mendunia padahal semula ia hanya menuliskan khayalan masa kecilnya. Dalam bahasa (alm) KH Abdullah Syafi’ie, seorang ulama kharismatik Betawi era 70an,”Nanem padi rumput ikut; nanem rumput padi luput.” Tujuan yang lebih dari “sekadar” materi akan menuntun kita pada tujuan sampingan seperti materi dan popularitas.

Kutipan perkataan John Gardner di atas pun sebenarnya tak terhenti di situ saja. Ada kalimat pamungkas yang menjadi kuncinya, yakni, “Walaupun demikian, dalam sekolah bisnis, optimismelah yang selalu berjaya.” Ya, optimismelah—selain motivasi--yang juga membedakan ketangguhan seseorang, termasuk seorang penulis. Bukankah gagal itu biasa dan bangkit dari kegagalan itu baru luar biasa?

Langkah 2: Beternak Ide

“Uang hanyalah sebuah ide.” (Robert T. Kiyosaki)

Jika uang hanyalah sebuah ide maka memperbanyak ide sebanyak-banyaknya sama saja dengan mengembangbiakkan uang yang akan didapat. Dalam konteks industri kepenulisan --yang aroma bisnisnya tak beda jauh dari industri real estate yang ditekuni Kiyosaki yang juga penulis buku Rich Dad Poor Dad-–ide harus ditangkap bahkan harus diternakkan. Ibarat hewan ternak, ia harus dirawat, dikembangbiakkan dan tak ayal dijual. Lihat saja fenomena novel Ayat-Ayat Cinta-nya Habiburrahman El-Shirazy atau Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menuai royalti milyaran rupiah dan menjejak dunia layar lebar. Inilah contoh nyata betapa ide bagi seorang penulis tak ubahnya hewan ternak yang merupakan aset tak ternilai.

Jika ide adalah hewan liar maka ia harus ditangkap, dijinakkan, didomestikasi. Seperti halnya orang-orang dulu mendomestikasi kuda atau unta untuk menjadi tunggangan yang bermanfaat untuk keperluan manusia. Sarana penangkapnya bisa dengan banyak cara. Hemmingway menangkap ide dengan jalan mengetik apa saja di mesin ketiknya jika mengalami kemampatan ide. Gola Gong melakukan perjalanan keliling dunia untuk menjaring ide Balada Si Roy dan Perjalanan di Asia. A.A Navis memilih nongkrong di toilet berjam-jam – hingga konon ia terserang wasir—demi mengejar sang ide.

Beberapa penulis lain ada yang menenggelamkan diri dalam tumpukan buku, ngopi di kafe dengan laptop siaga di ujung jari atau sekedar bermain voli untuk menjinakkan makhluk bernama ide ini. Intinya: ide harus ditangkap. Karena ide juga ibarat sambaran kilat. Jika tak cekatan disergap, ia akan meluncur menghunjam bumi dan teredam, tak berdayaguna apa-apa. Maka tangkaplah ide dengan keberanian Benjamin Franklin – sang penemu arde alias penangkal petir --menangkap petir dengan layang-layang yang digantungi kunci besi pada benangnya di tengah hujan deras yang ramai kilat. Sebuah keberanian bernyali dengan keingintahuan yang besar dan semangat mencoba sesuatu yang baru.

Jurus Pertama: Kandangkan
Kandangkan ide dalam laptop, komputer, USB, disket, mesin ketik, notes, agenda atau diary atau apapun fasilitas penyimpan data yang kita miliki. Meskipun hanya berupa satu kalimat yang diperoleh dalam lintasan di benak saat menunggu kereta api yang telat, misalnya,”Kereta yang ingkar janji”. Jangan remehkan kuantitasnya karena itu adalah embrio yang terlalu mahal untuk diaborsi.Siapa mengira jika coretan ide JK Rowling di atas tisu bekas akan menjelma menjadi bayi raksasa bernama Harry Potter yang bertahun-tahun menghipnotis dunia?

Jurus Kedua: Beri makan
Jika bakpao adalah makanan untuk badan, buku dan kontemplasi (zikir, tadabbur, meditasi, yoga dll) adalah makanan untuk otak dan jiwa. Inilah asupan terbaik untuk hewan ternak bernama ide. Semakin variatif dan bergizi jenis asupan semakin bongsor dan berbobot ide tersebut.

“Every man’s work, whether it be literature or music or pictures or architecture or anything else, is always a portrait of himself.”(Samuel Butler).Dalam konteks tersebut sebuah pepatah berbahasa Inggris cukup relevan jadi panduan. “Ordinary people talk about people; mediocre people talk about events and extraordinary people talk about ideas.” Orang-orang kelas bawah membicarakan orang, orang –orang kelas pertengahan membicarakan peristiwa sementara orang-orang yang berkaliber luarbiasa membicarakan ide atau gagasan. Jika dunia seorang penulis hanya melulu sarat dengan bacaan ringan, gosip selebritas dan hal-hal remeh temeh maka output dan kualitas tulisannya tak jauh dari apa yang dimamahnya tersebut.Ia hanya menjadi penulis berkategori kelas bawah bukan yang sedang-sedang saja apalagi luar biasa. Seperti kata orang bijak, jangan penuhi pikiranmu dengan hal-hal kecil karena akan terlalu sedikit ruang untuk pikiran-pikiran besar.

Jurus Ketiga: Kembangbiakkan
Kawinkan ide baik dengan inseminasi atau kawin silang. Sapi Madura petarung karapan yang tangguh adalah hasil percampuran benih sapi pilihan. Ide unggulan juga begitu, ia mewarisi kualitas genetis masukan yang membentuknya. Dalam How To Be A Smart Writer, Afifah Afra – penulis top FLP dengan sederet novel best seller salah satunya novel sejarah Javasche Orange dan De Windst – mengenalkan dua cara mengembangbiakkan ide yakni – yang saya istilahkan inseminasi dan kawin silang. Inseminasi adalah memasukkan elemen baru terhadap sebuah ide atau kisah lama. Misalnya, jika dalam dongeng Malin Kundang yang menjadi batu adalah Malin Kundang, mungkin sangat menarik jika yang menjadi batu adalah ibunya karena dinilai lalai dan bertanggung jawab terhadap perubahan akhlak si Malin.

Sementara kawin silang adalah memadukan dua unsur cerita yang berbeda. Ambil contoh kisah Cinderella dan Putri Salju (Snow White). Cinderella yang berbahagia karena sepatunya pas dengan ukuran sepatu kaca bisa saja kemudian tewas memakan apel beracun. Kemudian ia hidup kembali setelah dicium sang pangeran. Atau jika ingin lebih komedik, Cinderella hidup kembali setelah mencium bau sepatu kaca yang disodorkan tujuh kurcaci.

Jurus Keempat: Jual
Juallah ide dalam bentuk menuliskannya. “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya,” demikian pesan Ali bin Abi Thalib, yang kerap diusung tokoh motivator menulis Hernowo dalam berbagai bukunya. Jika tidak mampu menuliskannya, ide tersebut dapat dijual ke seorang teman yang menuliskannya. Soal hitung-hitungan finansial itu bisa jadi kesepakatan. Dalam dunia sinetron sudah lazim seorang penulis menjual ide dan soal eksekusi penggarapan diserahkan kepada tim penulis skenario. Si penulis sendiri mungkin hanya sekedar mensupervisi atau menjadi head writer. Itu sekedar contoh. Namun kita tentu layak dan amat berhak menerima kehormatan untuk menuliskannya sendiri. Tentu jika kita berani memanen setelah susah-payah menebar benih dan merawatnya.

Nah, nikmatilah hasil beternak ide. Namun pertanyaan pertama, sudahkah kita punya nyali untuk beternak ide?


Langkah 3: Berbukalah Dengan Tiga Kata

Menulis adalah makanan jiwa. Ia merupakan bentuk ekspresi diri, yang menurut Abraham Maslow, merupakan bentuk keparipurnaan psikologi seorang individu. Jika Anda ingin sekali mencurahkan isi hati, mendamba sangat untuk menuangkan isi otak namun tangan kaku atau -- dalam istilah Taufik Ismail-- lumpuh menulis, hmm, barangkali secara tak sadar Anda sedang "berpuasa". Otak Anda sedang rehat, menunggu waktu berbuka. Jiwa Anda menggelegak namun tangan kelu beku di depan keyboard komputer atau pena terkulai loyo di atas kertas. Jadi, marilah berbuka!

"Kak, gimana caranya?" seorang anggota baru FLP bertanya demikian.

Yang tidak bertanya atau malu bertanya, lebih banyak menerawang ke langit atau menekuri bumi. Sebuah pemandangan umum yang saya temui dalam berbagai pelatihan menulis mulai dari anak-anak buruh pelabuhan Tanjung Priok, siswa SMA di sebuah kawasan elit, karyawan-karyawan sebuah departemen bahkan hingga anggota baru sebuah komunitas kepenulisan (baca: Forum Lingkar Pena). Mereka lupa bahwa ide harus dikejar, bukan dinanti seperti pasifnya menanti kereta Jabotabek yang kerap telat. Mereka abai bahwa seorang Sean Connery-- dalam cast-nya sebagai seorang penulis dalam film Finding Forrester -- mendidik keras tentornya agar "menuliskan apa yang terlintas, bukan memikirkan apa yang hendak ditulis". Namun, jika konsep itu kelewat mewah, maka seperti berbuka puasa, awalilah dengan yang ringan. Jika berbuka disunnahkan dengan kurma, maka berbukalah dari puasa menulis dengan tiga kata.

"Caranya?" Mata-mata bingung itu menatapku tajam. Mungkin mereka kira saya bercanda.

Apapun bentuk tulisan Anda, persetankan apapun kata kritikus nantinya, "dobrak" kebekuan es dalam benak dengan menuliskan "tiga kata". Apapun kata yang terlintas di benak Anda. Contoh: Apa yang Anda pikirkan saat membaca tulisan ini? Sebut saja: bingung, penasaran dan tak tahu. Yup! Anda sukses mencicipi "kurma". Apakah Anda biarkan kurma itu sekedar menempel di bibir? Jangan puas hanya dengan merasakan teksturnya. Santap saja, Kawan!

Buatlah kalimat dari ketiga kata temuan tersebut. Tak peduli dari manapun kata itu Anda pungut (apakah dari kelebatan rok mini cewek kantoran di depan Anda, dari headline sebuah koran atau dari kelebatan iseng), tuliskan saja. Misalnya, terciptalah, "Aku bingung dan penasaran untuk menulis apa yang aku tak tahu untuk menulisnya." Itu satu contoh. Terus, dan teruslah menulis. sengawur apapun. Hingga, singkat cerita, terciptalah sebuah paragraf pendek berikut:
"Aku bingung dan penasaran untuk menulis apa yang aku tak tahu untuk menulisnya. Tapi aku tahu harus menulis apa. Karena aku penulis serba bisa. Biarpun judulnya "Kecanggihan Teknologi IT" tapi aku tahu aku pasti bisa menulisnya. Apapun itu..."


Langkah 4: Menentukan Judul

Sahabat, buatlah judul yang membuat penasaran, eye-catching. Awali tulisan kita dengan ledakan (bang), mengutip Ismail Marahimin dalam Menulis Secara Populer. Ada prinsip kuno—dengan majas ironi—dalam jurnalisme: Good news is bad news, but bad news is good news. Contoh klasiknya adalah berita yang luar biasa bukanlah anjing menggigit orang tapi orang yang menggigit anjing. Barangkali terkesan ngawur. Namun dalam konteks menarik perhatian pembaca, pendekatan tersebut bisa kita pakai. Misalnya dalam pemilihan judul. Seperti manusia, penampilan luar adalah hal penting. Dalam konteks ini, maaf, kata mutiara don’t judge the book by its cover menjadi kurang relevan.

Surat kabar nasional sejenis Poskota atau Rakyat Merdeka biasa memampang judul yang provokatif seperti: "JANDA DIPERKOSA, RAIB 300 JUTA". Meskipun kadang informasi tersebut hanya dibahas sekilas. Tapi intinya tonjolkan kelebihan dan tutupi kekurangan dalam tulisan kita. Ini sah-sah saja dalam dunia penulisan yang bisa dibilang sudah menjelma menjadi sebuah industri, yang karib dengan pranata pemasaran (marketing) yang canggih.

Perlu diingat juga prinsip marketing yang kerap dikutip Zig Ziglar—salesman mobil terlaris dalam sejarah--bahwa “orang membeli karena didorong emosi". Coba pelajari emosi dasar apa sih yang memancing naluri pembaca untuk membaca? Judul yang memancing naluri seksual (itulah alasan UU Pornografi perlu disokong), SARA atau kebutuhan perut tentu lebih mengundang perhatian ketimbang seputar pemikiran ilmiah atau berat (kecuali pembaca kita adalah ilmuwan, lain soalnya).

Sesuai Teori Hierarki Maslow bahwa kebutuhan akan hal-hal tersebut adalah basic needs yang merupakan dasar piramida dalam survival hierarchy, sementara kebutuhan akan prestasi atau ekspresi diri adalah bagian puncak piramida yang hanya akan dicapai bila perut sudah kenyang atau kebutuhan lain akan keamanan terpenuhi. Lebih jauh judul juga perlu disesuaikan apakah kita akan mengembangkannya menjadi bentuk tulisan non-fiksi atau fiksi. Dalam hal ini wajib hukumnya pertimbangan yang matang dan amatan pasar yang cermat.


Langkah 5: Bermain Dialog dan Narasi

Di sisi lain, ada adagium penulisan don't tell it but just show it. Jangan cuma diceritakan tapi juga tunjukkan. Pelukisan kejadian atau tindakan dalam sebuah tulisan dapat memperlancar sebuah tulisan untuk dicerna dan diserap saripatinya. Di sinilah dialog berperan. Karena dialog pun dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi. Josiph Novakovich dalam Berguru kepada Sastrawan Dunia (Mizan, 2003) mengatakan: “Karena dialog mengungkapkan informasi tentang perjuangan seseorang, pastikan Anda tidak memberi kami informasi yang sepele dan tidak relevan. Hindari pendahuluan yang realistis; buatlah ringkasan pendahuluan yang enak lalu langsung masuk ke dalam dialog….Jangan tunjukkan semua contohnya, sajikan yang dramatis, saat diperlukan saja, dan sajikan yang lainnya dalam bentuk ringkasan." (hal. 182-183).

Namun, terlalu banyak dialog, ujar Mohammad Diponegoro dalam Yuk Menulis Cerpen Yuk (Shalahuddin Press, Yogyakarta, 1991), bisa bikin tulisan terlalu encer. Jadi memainkan keduanya butuh nilai rasa, seperti memainkan gas atau persneling ketika mengendarai motor atau mobil. Seperti masakan pula, coba minta keluarga atau sahabat kita untuk ‘mencicipi’ tulisan kita. Apakah sudah ganyeng atau bumbunya sudah pas? Sudahkah mencapai efek yang kita inginkan?


Langkah 6: Meniupkan Ruh Pada Sebuah Tulisan

Sahabat, mari kita bicara soal dua karya sastra termasyhur di Indonesia saat ini. Yakni novel Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi.

Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy konon dicetak ulang hingga lebih tiga puluh kali sejak pertamakali terbit pada 2004. Di layar lebar, filmnya – meski banyak dinilai tak sesuai dengan isi novelnya -- yang digarap Hanung Bramantyo sukses memikat tiga juta orang untuk datang menonton ke bioskop. Belum terhitung yang membeli DVD bajakannya. Sementara Laskar Pelangi karya Andrea Hirata juga tak kalah masyhur. Selain best-seller nasional, dielu-elukan sebagai The Indonesia’s Most Powerful Book di berbagai talkshow termasuk di layar kaca, Laskar Pelangi juga akan difilmkan dengan arahan Riri Riza. Sebuah catatan fenomenal mengingat kedua novel itu notabene karya perdana kedua penulis muda tersebut.

Lebih mengagumkan lagi, Laskar Pelangi ditulis oleh Andrea Hirata yang belum pernah membuat sepotong cerpenpun. Tak hanya itu, pemuda asli Belitong yang alumnus S-2 Perancis ini pun melengkapinya dengan tiga novel lain yakni Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov---yang secara keseluruhan merupakan Tetralogi Laskar Pelangi. Habiburrahman yang santri Al Azhar kelahiran Semarang juga membawa gerbong Ketika Cinta Bertasbih 1 & 2, Pudarnya Cinta Cleopatra, Di Bawah Mihrab Cinta dan beberapa karya best-seller lainnya yang juga bernafaskan religi romantis.

Terlepas dari segala kontroversi yang ada, dengan arif, layak kita bertanya mengapa kedua novel karya dua penulis usia 30-an tersebut mampu mengharubiru jagad sastra sekaligus merambah ranah populer publik negeri ini?

Sekian banyak orang bersaksi bahwa Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi mengubah hidup mereka lebih tenang, lebih baik. Seperti halnya karya-karya besar yang membawa perubahan di dunia, sebut saja novel Uncle Tom’s Cabin buah karya Harriet Beecher Stowe (1852) yang menginspirasi semangat perubahan terhadap perlakuan rasis kaum kulit putih terhadap kulit hitam atau berwarna di Amerika Serikat, novel-novel tersebut mengandung ruh tulisan yang kuat yang mampu menyentuh hati dan menggerakkan pembacanya. Sesuatu yang datang dari hati niscaya sampai ke hati.

Ruh, jiwa atau soul sebuah tulisan adalah hasil internalisasi visi, emosi, dedikasi, pengalaman, logika, wawasan, elan vital (semangat) kontemplasi dan keterampilan teknis seorang penulis. Porsi keterampilan teknis di sini barangkali hanya sekian persen. Karena unsur-unsur lain yang lebih condong mengetuk perasaan atau kalbu justru bisa jadi lebih dominan. Di samping juga ia memenuhi syarat-syarat ketertarikan pembaca dengan sebuah tulisan: novelty (kebaruan, misalnya tema yang baru dan berbeda dari mainstream), similarity (kemiripan dengan keseharian hidup mayoritas pembaca) dan visionary (memiliki pandangan jauh ke depan).

Ruh sebuah tulisan adalah virus yang menular. Ia seperti energi --dalam hukum Kekekalan Energi Newton—yang tak dapat musnah namun berubah bentuk. Energi dari sebuah tulisan karena pancaran energi cita-cita atau semangat sang penulis yang terejawantahkan melalui kata sampailah ke pembaca dalam bentuk inspirasi. Terciptalah keajaiban-keajaiban. Histeria gadis-gadis berjilbab untuk berfoto bersama Kang Abik –panggilan populer Habiburrahman dan berbagai testimoni tentang peningkatan iman para pembaca Muslim, atau tobat totalnya seorang pecandu narkoba setelah membaca karya Andrea Hirata. Merekalah yang hati-hatinya telah tersentuh, tercerahkan.

Hati nurani, demikian nama lengkap hati, menurut Nurcholish Madjid, berasal dari kata bahasa Arab, “nur” yang artinya “cahaya”. Hati adalah tempat cahaya bersemayam, yang menerangi kegelapan logika. Sementara ilmu adalah cahaya, yang sejatinya berjodoh di hati. Jika keduanya bercumbu itulah perkawinan kimiawi yang serasi.

Maka punyailah visi ketika menulis, alirkan emosi dan semangat sejadi-jadinya, dan berjibakulah ketika melahirkan sebuah tulisan. Seperti jihad seorang ibu saat melahirkan anaknya. Karena kita adalah ibu dari ‘anak-anak’ tulisan kita. Bahkan kita adalah ‘tuhan’ atas segala tulisan kita. Ingatlah, Tuhan tak pernah lelah mencipta semesta. Itulah energi Ilahiah atau profetik yang semestinya jadi sumur inspirasi sejati agar kita punya stamina dan nafas panjang dalam karir kepenulisan.

Karena apapun caranya, menulis tak beda dengan berolahraga. Ia butuh energi. Jika energi pendorong lemah alhasil yang lahir hanyalah tulisan yang alakadarnya, loyo, dan tidak punya ruh atau soul. Jika ia manusia, tulisan semacam itu hanyalah mayat, yang tak bernyawa. Atau bahkan bangkai. Percayalah, seperti kata Dale Carnegie, no one kick the dead dog. Tidak ada yang peduli dengan bangkai. Sederet karya di atas dipuji sekaligus—ada yang--dicaci-maki karena mereka hidup, bernyawa.


Langkah 7: Menjadi Epigon: Salahkah?

“Yang paling penting bagi setiap pengarang ialah jiwanya sendiri...”
(John Cowper Powys)

Yang namanya ekor letaknya selalu di belakang. Ia membuntuti sesuatu yang berada di depannya. Dalam kepenulisan, orang yang meniru-niru gaya tulisan seorang penulis lazim disebut epigon. Sebagaimana ekor yang takkan pernah mendahului kepala, seorang epigon tidak akan pernah berhasil mengungguli penulis yang ditirunya. Lantas salahkah menjadi epigon? Salahkah bila kita meniru gaya bertutur JK Rowling atau gaya kontemplatif Goenawan Mohammad?

Prinsip belajar yang paling primitif adalah mengamati dan meniru. Bayi manusia belajar berbicara dengan mengamati dan menirukan suara-suara di sekitarnya terlepas dari apapun penafsiran manusia dewasa akan hasil peniruan sang bayi. Demikian juga dalam kepenulisan. Prinsip copy the master adalah kelaziman—sebagian buku panduan menulis bahkan menyebutnya “kewajiban”—dalam tahap awal pembelajaran menulis. Sebagian penulis besar Indonesia yang dicatat Pamusuk Eneste dalam serial buku Proses Kreatif—dari A.A Navis sampai Arswendo Atmowiloto—bahkan menerjemahkan prinsip tersebut dengan menyalin atau mengetik ulang tulisan-tulisan penulis idola mereka untuk kemudian dibaca dan dibedah isi perutnya.

Bagi seorang penulis, menjadi epigon adalah seperti menjadi seorang bayi. Sebagai “bayi”, meniru atau mengimitasi adalah perlu. Tak perlu malu menuruti George Orwell, seorang penulis Inggris yang bernama asli Eric Arthur Blair dan populer dengan novel 1984 dan Animal Farm, yang menyarankan agar kata-kata dalam tulisan kita hendaknya pendek-pendek dan lugas agar pembaca terang dengan maksudnya. Karena, lanjutnya, musuh besar bahasa yang jernih adalah ketidaktulusan. Ketika ada jurang antara maksud sesungguhnya dan apa yang diungkapkannya, secara naluriah orang berpaling pada kata-kata panjang dan ungkapan yang lemah, bagaikan cumi-cumi menyemburkan tintanya. Intinya, kalimat-kalimat panjang sebenarnya menandakan sang penulis tidak terbuka dalam menyampaikan maksudnya. Juga tak perlu sungkan membeo wejangan Ernest Hemmingway—yang piawai dengan diksi yang sederhana namun kuat dan dialog-dialog yang tajam seperti dalam beberapa karyanya yakni For Whom The Bells Toll dan The Oldman dan The Sea—bahwa cara terbaik untuk mengetahui apa sesungguhnya perasaan kita adalah dengan menuliskan perasaan tersebut.

Namun hidup manusia tak sekadar dan tak layak terhenti pada masa bayi atau kanak-kanak. Kisah manusia yang selamanya kanak-kanak hanya ada dalam dongeng Peter Pan dengan peri Tinker Bell-nya. “Bayi” butuh menjadi dewasa. Ia butuh menjadi diri sendiri. Para penulis atau pengarang besar meraksasa karena mereka kreatif membebaskan diri dari meniru gaya para penulis terdahulu yang dikagumi. Karena, ujar Mochtar Lubis, imitasi bagaimanapun juga baiknya akan tetap tinggal imitasi. Dan gaya pengarang tergantung sebagian besar dari watak pengarang itu sendiri. Ia haruslah menumbuhkan gaya mengarang sendiri, yang sesuai dengan watak, emosi dan dengan pertimbangan serta apresiasi bahasanya sendiri. Atau dalam bahasa John Cowper Powys, “Yang penting bagi setiap pengarang ialah jiwanya sendiri; apa yang dimilikinya dalam kepalanya, dalam alat-alat panca inderanya, dalam watak dan pribadinya, dalam darah dan temperamennya.” Alhasil, tulis Pramoedya Ananta Toer dalam Jejak Langkah yang merupakan salah satu roman dalam Tetralogi Pulau Buru, sesederhana apapun cerita yang dibuat, ia mewakili pribadi individu atau bahkan bangsanya.

Jadi, salahkah menjadi epigon?

Maybe yes, maybe no.

Ya, menjadi epigon adalah salah apabila kita melakukan kesalahan sebagaimana salahnya bayi yang menolak menjadi dewasa. Ia selamanya kerdil dalam bayang-bayang orang-orang besar. Seperti kata Mochtar Lubis, lagi-lagi dalam Sastra dan Tekniknya, bahwa orang hanya menulis apabila ada sesuatu dalam jiwanya yang mendesak-desak, memaksanya mengambil alat tulis dan menulis. Jika orang mengarang karena ikut-ikutan atau sekadar meniru karena ingin terkenal atau masyhur maka orang yang demikian pastilah dari semula tidak akan berhasil menjadi pengarang. Sang epigon primitif ini tak akan pernah mengungguli para pengarang aslinya.

Tidak, menjadi epigon tidak salah apabila kita memperlakukan masa peniruan yang entah sekian tahun lamanya itu sekadar sebagai masa pendadaran, masa awal pembelajaran yang tentu saja waktunya pun tidak mungkin selamanya. Anggap saja fase menjadi epigon itu sekadar fase ketika kita mulai menaiki bahu-bahu raksasa agar kita dapat melihat dunia dengan sudut pandang yang lebih luas. Hingga akhirnya tibalah saatnya tumbuh sayap-sayap keberanian kita untuk melompat dan terbang lebih tinggi. Dan bebaslah kita, seperti bebasnya ekor cecak yang masih sanggup bergerak-gerak sendiri ketika terputus dari tubuh inangnya. Jika kita berani mandiri seperti—sebuah contoh yang sangat minimalis--ekor cecak maka kita adalah para epigon kreatif yang berhak punya sayap-sayap keberanian sebagaimana berhaknya bayi tumbuh gigi sebagai tanda berjalannya proses kedewasaan yang lumrah.

Sayap-sayap keberanian itu sendiri tak mungkin tumbuh tanpa--dalam formula untuk menjadi pengarang atau penulis yang baik menurut William Faulkner—99% disiplin dan 99% kerja. “Jangan sibuk berusaha menjadi lebih baik dari para pengarang yang lebih dahulu tapi cobalah menjadi lebih baik dari dirimu sendiri,” pesan sang sastrawan peraih Nobel Sastra dari Perancis ini.


Epilog

Sahabat, demikianlah ketujuh langkah awal free writing fiksi. Ini hanyalah rangkuman bebas dan bukan sebuah dogma yang wajib diimani. Karena tak ada salah dan benar dalam teori kreatif sastra. Namun tak ada salahnya belajar dari perasan ilmu pengetahuan, pengalaman dan penelitian orang lain bukan? Karena kita semua,tak kenal penulis yunior atau senior, sejatinya adalah pembelajar. Maka bebaskan diri untuk terus belajar dan nikmati proses jatuh bangun dalam kepenulisan dengan berbekalkan dua kata: Tetap Semangat!

Semoga bermanfaat.


Situs penulisan yang direkomendasikan
www.rumahdunia.net, situs resmi milik komunitas Rumah Dunia asuhan Gola Gong
www.penulislepas.com, situs kepenulisan milik komunitas Penulislepas.com
www.rayakultura.net, situs kepenulisan asuhan Naning Pranoto, seorang pengarang senior

Buku kepenulisan yang direkomendasikan
How To be A Smart Writer karya Afifah Afra
Menulis Itu Gampang karya Arswendo Atmowiloto
Yuk, Menulis Cerpen Yuk karya Muhammad Diponegoro
Teknik Mengarang karya Mochtar Lubis
Sastra dan Tekniknya karya Mochtar Lubis
Proses Kreatif karya Pamusuk Erneste
Berguru Kepada Sastrawan Dunia karya Josiph Novakovich
Menulis Secara Populer karya Ismail Marahimin

Di cari 100 Naskah, akan di terbitkan. Tema (Kurang Pergaulan-KUPER)



Dicari 100 naskah, akan di terbitkan.
(Yang baru belajar menulis, yang bisa menulis, yang udah terkenal juga boleh ikutan euy....)
Jangan malu, jangan rendah diri, bila anda atau teman anda sering gak percaya diri, atau punya muka pas-pasan, atau punya gaya taon 80-an, atau, atauuuu apa lagi yah…….
Saatnya kamu-kamu sekarang terkenal dengan ikut antologi “Kuper”
Kamu-kamu punya kisah-kisah menarik dan inspiratif tentang:
Misalnya, teman kamu ditolak mentah-mentah oleh seorang putri kampus gara-gara tampangnya berantakan and pas-pasan,
atau teman kamu yang malu berbicara depan umum gara-gara  ia culun,atau teman kamu punya muka cantik and tampang, tapi gayanya masih taon 80-an dan norak sehingga diejek2 oleh temannya.
atau kamu sering gak percaya diri jika kamu berjalan di kermaian (takut jatuh kali yeah, cz hak sepatux 2 meter setengah sih hehehehe),
atau ketika kamu berolah raga lompat jauh, trus kacamata kamu lompat bersamaan dengan kamu dan terbang entah kemana, sehingga kamu gak bisa liat apa-apa, males dah ne.
atauuuuu apa aja boleh (negativ No)……… hmmmmmmm
Segera tulis pengalaman anda…
Tema: “Kurang pergaulan”
Syarat mudah bangat lho:
1. WNI dengan Usia tidak dibatasi
2. Ditulis dalam 3-4 halaman kertas A4, margin standar font :TNR 12, spasi : 1,5
3. Naskah ditulis berdasarkan Kisah nyata (boleh Pengalaman anda atau orang sekitar anda)
4. Tulisan berbentuk narasi ( boleh disisipkan dialog dalam naskahnya )
5. Kisah harus inspiratif (boleh yang lucu apalagi bercucuran air mata)
6. Naskah dikirim dalam bentuk attackment ( bukan di badan email )
    kirim ke :
                 - laki-laki        : abangsoil@yahoo.com dan
                 - perempuan  :  Noer_laili21@yahoo.com
    (Jadi yg merasa laki2 kirim naskahnya ke email pertama saja n yang perempuan ke email ke-2  saja)
 7. Cantumkan biodata singkat 5-6 baris saja. Gak perlu banyak-banyak. Ntar naskahnya out lho
8. Publish materi lomba ini dan tag min. 25 temanmu dan tag juga akun penyelenggara Rusmin nuryadin abizz dan      Nurlaili BrSembiring yg blm berteman ini linknya : http://www.facebook.com/rusmin.nuryadin2?ref=ts dan http://www.facebook.com/profile.php?id=100001877694327
( ingat yang diposting hanya info lomba, naskah cukup dikirim ke email. )
9. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu karya terbaiknya.
10. Format file naskah : [ KUPER ] # Nama Penulis # Judul Naskah.
                         contoh : [ KUPER ] # Nurlaili Sembiring # KuperTapi Beken
11. Deadline 21 April 2011 (hanya 3 minggu aja lho)
12. Ayo tunggu apa lagi, buruan ikuttttttttttttttt.
Selamat menulis euy..….
Rusmin nuryadin abizz dan
Nurlaili BrSembiring

Lomba Blog (Baca yah)

Waah, ini ada info lomba buat yg punya BLOG
*panjang umur deh tuh si BLOG ;))

Kuis Cerpelai Persahabatan
by Info Lomba dan Peluang Menulis on Saturday, April 2, 2011 at 6:49am

Cerpelai adalah akronim dari cerita pendek sekali yang sebenarnya merupakan plesetan dari flash fiction atau carponpis (carita pondok pisan) dalam bahasa Sunda. Cerpelai juga memiliki nama lain seperti cerpen pendek, cerita sekilas, cerita mini, atau bahkan cerita seratus kata. Takada ukuran jelas berapa jumlah kata yang dibatasi tetapi karya ini rata-rata lebih pendek dari seribu kata.

Kuis Cerpelai ini bertemakan persahabatan dua orang manusia yang tidak dibatasi oleh perbedaan usia, agama, budaya, jenis kelamin, status, dan lain sebagainya. Jadi, sudah jelas bahwa tokoh utama setiap cerpelai yang akan diikutsertakan dalam kuis ini adalah manusia. Contoh cerpelai sudah pernah di-posting oleh sosok itu dengan judul Dua Orang Perempuan. Silakan dibaca kembali.
Persyaratan:
* Cerpelai yang dilombakan adalah cerita fiksi bertemakan persahabatan dua orang manusia. Tempat kejadian boleh di mana saja tetapi waktu kejadiannya harus masa kini (tahun 2000-an).
* Panjang cerpelai maksimal 150 kata (tidak termasuk judul). Pengecekan jumlah kata dapat dilakukan di Ms. Word.
* Setiap cerpelai harus memuat kata ‘sosok’ dan ‘indah’. Tidak ada batasan mengenai jumlahnya, hanya saja masing-masing kata minimal ada satu. Cerpelai juga harus diawali dengan kata ‘Sosok itu’ dan diakhiri dengan kata ‘indah’. Perlu dicatat bahwa ‘sosok’ dan ‘indah’ tidak harus nama tokoh utama.
* Setiap kata ‘sosok’ atau ‘sosok itu’ harus di-link ke http://bangaswi.wordpress.com/ dan setiap kata ‘indah’ harus di-link ke http://indahnyahidupku.wordpress.com/.
* Cerpelai harus dimuat di blog masing-masing peserta sejak hari Sabtu, 2 April 2011 sampai hari Sabtu kembali, 30 April 2011 per pukul 23.59 WIB. Tidak ada batasan usia peserta.
* Peserta wajib memasang banner Kuis Cerpelai Persahabatan pada bagian atas cerpelai yang diikutsertakan dan pada sidebar blog masing-masing. Banner tersebut harus di-link ke halaman ini.
* Peserta juga wajib memasang 3 (tiga) kata kunci (tag/keyword) pada cerpelai yang diikutsertakan: sosok itu, indah, dan kuis cerpelai persahabatan.
* Peserta harus mendaftarkan diri pada kolom komentar di bawah ini (bukan di tempat lain) berikut alamat cerpelai yang diikutsertakan (bukan alamat halaman utama blog).
* Blog yang diikutsertakan haruslah blog pribadi atau perorangan dan tiap peserta hanya boleh mendaftarkan 1 (satu) blog dan 1 (satu) cerpelai saja. Blog peserta minimal sudah berusia 2 bulan dengan jumlah artikel minimal 10 buah.
* Cerpelai yang tidak memenuhi ketentuan di atas secara otomatis akan didiskualifikasi. Mohon diperhatikan!

Hadiah:
Akan dipilih 2 (dua) orang pemenang yang masing-masing akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Pengumuman:
Pengumuman pemenang akan dilaksanakan paling cepat seminggu setelah pendaftaran ditutup (7 Mei 2011). Pemenang akan dihubungi melalui e-mail yang tercatat pada komentar di bawah ini (jadi, tolong cantumkan e-mail yang sebenarnya). Naskah pemenang juga akan dimuat di blog ini berurutan setelah pengumuman pemenang.
Juri:
Sosok itu masih belum melibatkan siapa pun terkecuali ia sendiri dan Indah Kusumaningrum yang memang adalah penjaga gawang Kuis Cerpelai Persahabatan ini. Keputusan juri adalah mutlak dan tidak bisa diganggu-gugat.



Selengkapnya bisa dibaca di http://adf.ly/13Dr8 (Jika muncul halaman iklan, langsung klik 'Skip Ad' di pojok kanan atas).

Proyek @nulisbuku #horor (deadline 30 april 2011)



oleh Info Lomba dan Peluang Menulis pada 11 April 2011 jam 6:58
Dapat Info dr note FB Ratna Dwi Kumala Sari

Proyek @nulisbuku #horor (deadline 30 april 2011)

Hai, sahabat... Masih semangat menulis ga?? :)
Ada tantangan dari www.nulisbuku.com lagi nich... Temanya kali ini #horor.... Hmmm... Sempat berfikir tadi, bisakah saya bisa membuat tulisan #horor?? But, I'll try...!!! ;D

Ga ada salahnya untuk mencoba, pokoknya jangan menyerah untuk mencoba, tiap kali ada tantangan menulis, jangan menyerah... Terima tantangan itu sebagai sebuah kesempatan... Jangan sia-siakan kesempatan yang ada... Kan ada pepatah mengatakan, "Kesempatan itu tidak datang dua kali."
Jadi begitu diberi kesempatan, gunakan sebaik mungkin... :)


Eh, iya... Jadi lupa kan... :)
Tadi rencana awal nulis ini kan mau bagi info tentang proyek barunya @nulisbuku....
Nah, seperti apa aja ketentuannya??

Ini dia... :)

Syarat2nya apa aja sih?
1. Punya nyali untuk NULIS dan jangan lupa berdoa sebelum menulis ya
2. Cerita bertemakan HOROR, alias cerita seram. Boleh dibumbui roman, komedi atau apa saja.
3. HOROR itu apa sih kak? Yang jelas bukan cerita tentang maling kolor dong! Cerita seram dengan tokoh vampir, demit, jurig, babi ngepet, kuntilanak, tuyul, dll. Boleh hantu asia atau barat, boleh juga hantu arab :)
Jika ingin menulis tentang thriller pembunuhan, boleh2 saja asal ceritanya lebih banyak kejadian seram nan menegangkan
4. No Sara/pornografi
5. Deadline: 30 April 2011, pukul 00:00
6. Kirim naskah seram kalian ke miss_yuska@yahoo.com dengan format subject: judul#idtwitter. Jangan lupa cantumkan identitas kalian: nama lengkap, email, id twitter dan foto ya!
7. Boleh mengirimkan lebih dari 1 naskah.
Max 10 hal template

Mau tanya2 lebih lanjut?
-via twitter: @yuska77 / @nulisbuku
-via email: miss_yuska@yahoo.com
- Semua naskah akan dibukukan

Happy writing ya, tidak disarankan untuk mencari ilham di kuburan.

OST proyek #horor
Moonlight Sonata – Beethoven
Gloomy Sunday – Billy Holiday
Eleanor Rigby – The Beatles
Ave Satani – OST The Omen
Time is on my side – The Rolling Stones
Haunted – Evanescence


Nah, udah jelas kan?? :)
Ayo, tunggu apa lagi, cari ide dan tuliskan... :)

Happy writing... :)

Semoga bermanfaat ya, sahabat... :)