Jika awal perkenalan saya dengan Keluarga Semangka ini diumpamakan dengan selembar kertas putih, kini, seiringnya waktu, dengan setiap goresan kisah dan warna-warni kekeluargaan, kertas putih itu telah berganti menjadi sebuah lukisan indah yang tak akan kutukar dengan apapun...
Sebelum bertemu dengan Keluarga Semangka, lebih dulu saya bertemu dengan Keluarga Writing Revolution, tepatnya pada bulan Februari, yang disebut sebagai bulan kasih sayang itu. Saya berjumpa dengan orang-orang yang membuat saya kagum sekaligus minder. Iya, saya minder, banget. Saya nggak berani posting karya saya di Wall WR. Sebut saja saya pengecut. Tapi kala itu saya benar-benar merasa kecil. Siapa saya? Diantara mereka, kakak-kakak yang sudah ahli menyulam kata menjadi kisah atau puisi yang indah, saya merasa saya bukan siapa-siapa.
Tapi setiap hari, Pak Pung, Joni Lis Efendi, tak hentinya memberi motivasi pada warganya. Iya, saya merasa tersindir, tuh. Lalu kakak-kakak yang baik hati, tidak sombong dan rajin mengacau, dengan hebohnya menanggapi perang saya di chat box dengan sapu, karung, kulkas dan perkakas rumah tangga punya tetangga masing-masing. Iya, saya masih ingat kehebohan kami kala itu, ada Kak Kun Sila Ananda yang paling sering berperang dengan saya, Kak Rik Sjp yang suka bikin heboh, Mbak Yazmin Aisyah yang dulu mengasuh saya, Bunda Yully Riswati yang sabar membimbing, Mbak Evi Andriani yang manis banget, Mak Edel yang suka nebar kuaci dan saya cuma kebagian kulitnya, Mbak Phoenix Wibowo yang tak lelah memberi semangat, Mbak Ayu yang sekarang sudah bertransformasi menjadi Mbak Puteri Madinah Izzati yang paling rajin nyebar kue, eh, info dan berbagi ilmu dengan sangat murah hati dan Kak Gagas yang suka ngasih kripik (baca: kritik) pedas tapi keren... Iya, itulah kisah saya sebelum bergabung di Keluarga Semangka...
Tapi kini, setelah WR dipecah-pecah karena terlalu besarnya konunitas kita, *keprok-keprok* sementara kita tidak ingin Para Pemburu mengetahui keberadaan komunitas kita yang langka dan istimewa ini... *eh* saya terlempar di sebuah kampung yang awalnya sangat asing bagi saya. Iya, kampung ini, kampung mana lagi?? Masa kampungnya Mbak Yaz!! (Piss Mbakku... :D)
Bergabung di Kampung Semangka, awalnya saya cemas. Saya cemas karena semuanya seperti orang baru. Mana Kak Kun? Mana Mak Edel? Mana Kak Gagas? Mereka di WR 01 kayaknya, tapi saya mencium keberadaan Bunda Yully, Mbak Yazmin, Mbak Evi, Mbak Phoe dan Mbak Ayu... Saya merasa lega, karena akan ada yang menjaga saya di kampung baru ini, hehe.. *manja? biarin!
Lalu seiring waktu berlalu, kebersamaan kita semakin lama dan semakin banyak yang saya kenal... Selain ada Bunda Yully yang sabar merawat dan membimbingku, ada Mbak Yazmin yang selalu menganiaya saya, ngasih makan batu bata coklat, selalu ngajak perang, dan sangat saya sayangi... Mbak Yazmin adalah Mbak yang paling mengerti keanehan saya tapi dia tetap menyayangi saya... Makasih Mbakku... Dan juga Mbak Phoe yang tak pernah lelah memberi semangat pada saya... semangat Phoenixmu akan selalu hidup di hatiku!! :')
Lalu saya juga menemukan adek unyu yang rajin saya jadikan korban aniaya, Tembum Nurjannah Jaimbum, teman berupa manusia aneh nan langka bernama Haris Firmansyah Hirawling, Mbak Nana yang sering ngasih nasehat bijak, Mbak Dina Layla yang ngejak saya perang masak, saya numis dia, dia ngesop saya, Mbak Fransiska yang paling bisa menyulut kerinduan di hati saya dengan untaian indah kata-katanya, Mbak Cun, yang rajin ngirim puisi indah ke saya, Tally yang suka nyeret-nyeret saya ke sini dengan semangat yang luar biasa... ah, dan kalian semua yang tentunya keluarga saya di Kampung Semangka ini... Kalian Keluarga Semangka saya...
Terima kasih telah memberi saya alasan untuk menyebut Keluarga Semangka ini sebagai Keluarga saya...
Terima kasih karena telah membuat saya merasa menjadi bagian dari Keluarga Semangka... :')
Saya sayang kalian... itu tak perlu dipertanyakan lagi... Saya sayang kalian, Keluarga Semangka... :'D
Wid Love,
Ally Jane
Sebelum bertemu dengan Keluarga Semangka, lebih dulu saya bertemu dengan Keluarga Writing Revolution, tepatnya pada bulan Februari, yang disebut sebagai bulan kasih sayang itu. Saya berjumpa dengan orang-orang yang membuat saya kagum sekaligus minder. Iya, saya minder, banget. Saya nggak berani posting karya saya di Wall WR. Sebut saja saya pengecut. Tapi kala itu saya benar-benar merasa kecil. Siapa saya? Diantara mereka, kakak-kakak yang sudah ahli menyulam kata menjadi kisah atau puisi yang indah, saya merasa saya bukan siapa-siapa.
Tapi setiap hari, Pak Pung, Joni Lis Efendi, tak hentinya memberi motivasi pada warganya. Iya, saya merasa tersindir, tuh. Lalu kakak-kakak yang baik hati, tidak sombong dan rajin mengacau, dengan hebohnya menanggapi perang saya di chat box dengan sapu, karung, kulkas dan perkakas rumah tangga punya tetangga masing-masing. Iya, saya masih ingat kehebohan kami kala itu, ada Kak Kun Sila Ananda yang paling sering berperang dengan saya, Kak Rik Sjp yang suka bikin heboh, Mbak Yazmin Aisyah yang dulu mengasuh saya, Bunda Yully Riswati yang sabar membimbing, Mbak Evi Andriani yang manis banget, Mak Edel yang suka nebar kuaci dan saya cuma kebagian kulitnya, Mbak Phoenix Wibowo yang tak lelah memberi semangat, Mbak Ayu yang sekarang sudah bertransformasi menjadi Mbak Puteri Madinah Izzati yang paling rajin nyebar kue, eh, info dan berbagi ilmu dengan sangat murah hati dan Kak Gagas yang suka ngasih kripik (baca: kritik) pedas tapi keren... Iya, itulah kisah saya sebelum bergabung di Keluarga Semangka...
Tapi kini, setelah WR dipecah-pecah karena terlalu besarnya konunitas kita, *keprok-keprok* sementara kita tidak ingin Para Pemburu mengetahui keberadaan komunitas kita yang langka dan istimewa ini... *eh* saya terlempar di sebuah kampung yang awalnya sangat asing bagi saya. Iya, kampung ini, kampung mana lagi?? Masa kampungnya Mbak Yaz!! (Piss Mbakku... :D)
Bergabung di Kampung Semangka, awalnya saya cemas. Saya cemas karena semuanya seperti orang baru. Mana Kak Kun? Mana Mak Edel? Mana Kak Gagas? Mereka di WR 01 kayaknya, tapi saya mencium keberadaan Bunda Yully, Mbak Yazmin, Mbak Evi, Mbak Phoe dan Mbak Ayu... Saya merasa lega, karena akan ada yang menjaga saya di kampung baru ini, hehe.. *manja? biarin!
Lalu seiring waktu berlalu, kebersamaan kita semakin lama dan semakin banyak yang saya kenal... Selain ada Bunda Yully yang sabar merawat dan membimbingku, ada Mbak Yazmin yang selalu menganiaya saya, ngasih makan batu bata coklat, selalu ngajak perang, dan sangat saya sayangi... Mbak Yazmin adalah Mbak yang paling mengerti keanehan saya tapi dia tetap menyayangi saya... Makasih Mbakku... Dan juga Mbak Phoe yang tak pernah lelah memberi semangat pada saya... semangat Phoenixmu akan selalu hidup di hatiku!! :')
Lalu saya juga menemukan adek unyu yang rajin saya jadikan korban aniaya, Tembum Nurjannah Jaimbum, teman berupa manusia aneh nan langka bernama Haris Firmansyah Hirawling, Mbak Nana yang sering ngasih nasehat bijak, Mbak Dina Layla yang ngejak saya perang masak, saya numis dia, dia ngesop saya, Mbak Fransiska yang paling bisa menyulut kerinduan di hati saya dengan untaian indah kata-katanya, Mbak Cun, yang rajin ngirim puisi indah ke saya, Tally yang suka nyeret-nyeret saya ke sini dengan semangat yang luar biasa... ah, dan kalian semua yang tentunya keluarga saya di Kampung Semangka ini... Kalian Keluarga Semangka saya...
Terima kasih telah memberi saya alasan untuk menyebut Keluarga Semangka ini sebagai Keluarga saya...
Terima kasih karena telah membuat saya merasa menjadi bagian dari Keluarga Semangka... :')
Saya sayang kalian... itu tak perlu dipertanyakan lagi... Saya sayang kalian, Keluarga Semangka... :'D
Wid Love,
Ally Jane
0 comments:
Posting Komentar