A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
- Ibu percaya bahwa engkau tahu.
- Kantor pajak penuh sesak.
- Buku itu sangat tebal.
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
- bergeletar
- dikelola
- penetapan
- menengok
- mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya:
- bertepuk tangan
- garis bawahi
- menganak sungai
- sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya:
- menggarisbawahi
- menyebarluaskan
- dilipatgandakan
- penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati mahasiswa aerodinamika mancanegara antarkota multilateral anumerta narapidana audiogram nonkolaborasi awahama Pancasila bikarbonat panteisme biokimia paripurna caturtunggal poligami dasawarsa pramuniaga dekameter prasangka demoralisasi purnawirawan dwiwarna reinkarnasi ekawarna saptakrida ekstrakurikuler semiprofesional elektroteknik subseksi infrastruktur swadaya inkonvensional telepon introspeksi transmigrasi kolonialisme tritunggal kosponsor ultramodern
- Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
- non-Indonesia
- pan-Afrikanisme
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
- Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
- Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya:
- anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, hulubalang-hulubalang, bumiputra-bumiputra
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
- duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
- alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
- acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam
E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
- Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
- Misalnya:
- Apa yang kumiliki boleh kauambil.
- Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
- Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. (Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
- Misalnya:
- Kain itu terletak di dalam lemari.
- Bermalam sajalah di sini.
- Di mana Siti sekarang?
- Mereka ada di rumah.
- Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
- Ke mana saja ia selama ini?
- Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
- Mari kita berangkat ke pasar.
- Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
- Ia datang dari Surabaya kemarin.
- Catatan:
- Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
- Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
- Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
- Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
- Ia masuk, lalu keluar lagi.
- Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966.
- Bawa kemari gambar itu.
- Kemarikan buku itu.
- Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.
G. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
- Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
- Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
H. Partikel
-
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Bacalah buku itu baik-baik.
- Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
- Apakah yang tersirat dalam surat itu?
- Siapakah gerangan dia?
- Apatah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
- Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
- Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
- Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan:
- Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
- Misalnya:
- Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
- Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
- Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
- Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
- Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
- Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
- Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
- Harga kain itu Rp2.000 per helai.
I. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
A.S. Kramawijaya Muh. Yamin Suman Hs. Sukanto S.A. M.B.A. master of business administration M.Sc. master of science S.E. sarjana ekonomi S.Kar. sarjana karawitan S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat Bpk. bapak Sdr. saudara Kol. kolonel
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara SMTP Sekolah Menengah Tingkat Pertama PT Perseroan Terbatas KTP Kartu Tanda Penduduk
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya dst. dan seterusnya hlm. halaman sda. sama dengan atas Yth. (Sdr. Moh. Hasan) Yang terhormat (Sdr. Moh. Hasan)
Tetapi: a.n. atas nama d.a. dengan alamat u.b. untuk beliau u.p. untuk perhatian s.d. sampai dengan
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum TNT trinitrotoluen cm sentimeter kVA kilovolt-ampere l liter kg kilogram Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia LAN Lembaga Administrasi Negara PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan SIM Surat Izin Mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Kowani Kongres Wanita Indonesia Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil
Misalnya:
pemilu pemilihan umum radar radio detecting and ranging rapim rapat pimpinan rudal peluru kendali tilang bukti pelanggaran
- Catatan:
- Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
- Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata Indonesia
- Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
- Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
0 comments:
Posting Komentar