Walau timah panas harus bersarang di tubuhnya dan penjara merampas kemerdekaannya, sosok demonstran itu begitu kukuh dengan keyakinannya, bahwa keadilan harus ditegakkan.
“Penjara yang sesungguhnya adalah kesempitan hati.” Begitu ucapnya dengan penuh keyakinan. Dialah Arif Rahman Hakim. Menjadi demonstran adalah pilihan hidupnya demi menegakkan kebenaran. Ia tak pernah gentar walau moncong senapan terarah ke batok kepalanya. Kecintaannya terhadap kaum tertindas membuatnya tak peduli lagi akan nasib dirinya.
Namun, siapa sangka jika hati lelaki karang itu kerap bergetar saat sebuah nama disebutkan di hadapannya: Nissa.
Ya, gadis Ranah Minang itu sanggup menggetarkan kalbunya. Diam-diam, sosok lembut nan santun itu menjadi harap sekaligus cambuk pelecut perjuangannya selama ini.
Berlatar masa-masa awal bergulirnya reformasi, novel luar biasa ini mengisahkan perjuangan nan heroik dalam balutan kasih sepasang muda-mudi yang diam-diam saling mencintai. Bara semangat, kekukuhan tekad dan iman, serta lika-liku cinta kasih yang terpendam, tumpah ruah dalam narasi luar biasa ini, menggetarkan hati siapa pun yang membacanya.
Akankah Arif mengorbankan idealisme yang diperjuangkannya selama ini demi cintanya pada sang gadis pujaan, ataukah sebaliknya? Bagaimana pula ia menyikapi orang-orang yang hadir dari masa lalunya?
Simaklah kisahnya dalam novel luar biasa penggugah semangat ini!
0 comments:
Posting Komentar