Dia berjalan dengan kejaran waktu yang kian berdetak
Dengan peluh yang membanjiri tubuh lunglainya
Kucoba hapus perlahan peluh yang mulai mengering di tubuhnya
Tuhan… mengapa Engkau ciptakan peluh di tubuhnya?
Terpaku aku menatap luka yang semakin terpancar
Titik demi titik derai air mata membasahi pipinya
Yang tak pelak membuatku memeluknya penuh duka
Tuhan… mengapa Engkau juga ciptakan air di matanya?
Cintanya bagai fajar yang menghangatkan pagi
Kasihnya bagai teduh bulan purnama
Aku mencintainya dengan segenggam hati
Aku mengasihinya dengan seuntai lirihan doa
Dia Wanita terindah berparas malaikat
Yang mampu tersenyum walau nadinya tersayat
Dia Wanita terindah berhati surga
0 comments:
Posting Komentar